Sikep-madu Asia, Burung Pemangsa dari Belahan Bumi Utara

Sikep-madu Asia
Migrasi elang - Satu lagi anggota raptor migran yang melakukan perjalanan Panjang pada musim dingi di tempat berbiaknya untuk mencari tempat yang lebih hangat di bumi bagian selatan. Sikep-madu Asia. Raptor yang memiliki nama latin  Pernis ptilorhynchus orientalis merupakan burung pemangsa dari keluarga  Accipitridae. Keluarga ini mencakup banyak burung pemburu, baza, nasar dan elang. Sikep-madu Asia juga dikenal dengan sebutan Oriental Honey Buzzard,pengunjung musim dingin dari belahan bumi utara.

Sebagai elang migran, Sikep-madu Asia dalam melakukan perjalanan panjangnya melewati wilayah-wilayah tertentu sebagai jalur terbangnya, sama dengan jenis elang migran lainnya. Jalur migrasi yang telah diidentifikasi dan setiap tahun dijadikan sebagai spot pengamatan, diantaranya yaitu Riau, Puncak Bogor, Semarang, Malang, Ijen, TN Bali Barat, Penebel, Bedugul (CA Batukau dan TWA Danau Buyan dan Danau Tamblingan), Petang, Kintamani (TWA Penelokan), Karangasem, Lombok hingga Nusa Tenggara Timur. Jalur terbang umumnya berupa pegunungan/perbukitan yang masih memiliki kondisi vegetasi bagus. Mereka melintas di Indonesia sekitar akhir September-November bersama spesies lainnya yaitu Elang-alap Nipon (Accipiter gularis) dan Elang-alap Cina (Accipiter soloensis).

Deskripsi Sikep-madu Asia

Memiliki ukuran tubuh sedang sekitar 50 cm dan memiliki sedikit jambul. Warna sangat bervariasi dalam bentuk terang, normal, dan gelap. Menurut MacKinnon, dkk, Sikep-madu Asia terbagi menjadi tiga sub spesies, yaitu P. p torquatus (Sumatera  dan Kalimantan), P.p ptilorhynchus (hanya di Jawa) dan P.p orientasli (migran). Leher panjang dengan kepala kecil, dan rentang sayapnya datar. Terdapat garis-garis tidak teratur pada ekor. Semua sub spesies memiliki bercak pucat kontras yang dibatasi dengan garis hitam tebal pada tenggorokan, sering berupa garis mesial hitam. Pada saat terbang Sikep-madu Asia dicirikan dengan kepala relatif kecil, leher agak Panjang, sayap Panjang menyempit dan ekor berpola. Iris jingga, paruh berwarna abu-abu, kaki kuning, bulu berbentuk sisik.

Beberapa umber mengatakan bahwa untuk membedakan jenis kelamin burung ini yaitu dari warna dan ukuran. Burung jantan mempunya kepala berwarna biru keabu-abuan sedangkan kepala betina berwarna cokelat. Burung betina sedikit lebih besar dan warna lebih gelap dari pada jantan.

Sebaran Sikep-madu Asia

Secara global sebaran Sikep-madu asia terdiri dari Paleartika timur, India, dan Asia Tenggara termasuk Sunda Besar. Burung ini berbiak di Asia, sekitar Siberia tengah (Rusia) hingga ke timur daerah Jepang. Saat musim panas mereka tinggal di Siberia, sedangkan musim dingin secara naluri bermigrasi daerah tropis di Asia Tenggara sampai ke Indonesia. Habitat berkembang biaknya berupa di hutan, dan tidak mencolok, kecuali pada musim semi yaitu ketika musim kawin tiba, burung yang berpasangan saling mengepak-ngepakkan sayapnya. Terbaik naik turun dan mengembangkan sayap di puncak terbangnya merupakan ciri khas dari genus Pernis.

Bulu Sikep-madu Asia mirip dengan  elang genus Spizaetus sehingga burung remaja bisa menghindarkan diri diburu oleh burung yang lebih besar. Kondisi inilah yang disebutkan bahwa Sikep-madu Asia untuk mempertahankan hidupnya melakukan penyamaran seperti Elang yang lebih kuat. Elang Spizateus punya cakar dan cengkeraman yang lebih kuat daripada spesies Pernis.
Jenis pakan yang disukai yaitu berupa larva dan sarang tawon, meskipun ia juga akan memakan mangsa seperti jangkrik dan serangga lainnya.

Status Perlindungan

Meski merupakan satwa migran, bukan penetap Indonesia, namun pemerintah sejak terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa, hingga terbitnya Peraturan Menteri LHK Nomor P.106 tahun 2018 tentang jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi, Sikep-madu Asia/ Oriental Honey Buzzard (Pernis ptilorhynchus orientalis) secara konsisten masuk dalam kategori satwa liar dilindungi.





Post a Comment for "Sikep-madu Asia, Burung Pemangsa dari Belahan Bumi Utara"