Burung Mandar, Pemakan Segala di Habitat Perairan

Burung Mandar Batu
Burung mandar adalah salah satu burung air yang umum dijumpai di daerah perairan. Adalah jenis burung dari suku Rallidae. Burung mandar dalam hal ini Mandar Batu kalau dilihat dari morfologi kaki, sebenarnya tidak memiliki selaput yang banyak dimiliki burung air, namun kemampuan berenangnya tak perlu diragukan. Makanan burung mandar batu terdiri dari berbagai jenis, baik berupa hewan dan tumbuhan. Beberapa jenis makanannya berupa serangga air, binatang kecil dan pucuk tanaman air. Burung mandar batu merupakan omnivora yang menyukai habitat di danau, kolam, parit, sawah, tambak payau, yang tersebar sampai ketinggian 1.200 m dpl.

Mandar batu memiliki tubuh berukuran sedang (31 cm). Warna bulu dominan hitam dan beberapa bagian terdapat kombinasi putih. Paruh pendek, ada perisai/mahkota merah terang pada dahi. Ada coretan garis putih pada sepanjang sisi dan dua bercak putih pada bagian bawah ekor, tampak jelas ketika ekornya diangkat. Iris mata berwarna merah, paruh hijau buram dan pangkal paruh berwarna merah, sedangkan kaki hijau. Berenang perlahan-lahan sambil mematuk-matuk serangga dan permukaan tumbuhan air disekitarnya. Mandar batu umumnya hidup berpasangan atau kelompok. Di Danau Buyan pernah dijumpai dalam koloni besar sekitar 40 ekor. 

Beberapa literatur menyebutkan bahwa burung Mandar Batu berbiak bulan November-Juli. Sarang berupa tumpukan rumput di atas air atau vegetasi mengambang seperti eceng gondok atau kiambang. Telur berwarna kuning pucat berbintik coklat keunguan, jumlah antara 4-6 butir. Lama pengeraman hingga 3 minggu, dierami secara bergantian oleh burung betina pada siang hari dan burung jantan pada malam hari. Burung mandar batu mulai belajar terbang pada umur sekitar 50 hari. Burung muda masih ikut induknya sampai 6 minggu setelah pertama kali bisa terbang. Suara seperti kokokan keras dan parau ”pruruk- pruuk- pruuk”.

Burung Mandar Batu jantan dan betina dapat dikenali dari ukuran mahkota. Mahkota burung jantan lebih lebar bila dibandingkan dengan mandar betina. Warna mahkotanya pun lebih merah ketimbang betina.

Prilaku

Burung Mandar Batu
Burung Mandar dapat berlari cepat di atas permukaan air dan segera berenang ke tempat tersembunyi untuk berlindung bila kondisi terganggu. Biasanya menyelam untuk menyelamatkan diri. Mampu menyelam di air untuk waktu yang cukup lama bila di kejar burung elang. Pada pagi dan sore hari biasanya keluar dari persembunyiannya menuju ke daerah terbuka untuk mencari makan. Bertengger di atas rumpun tanaman air. Suka berlarian di atas permukaan air kemudian terbang rendah agak lemah untuk lepas landas.

Sebaran

Mandar batu atau Common Moorhen (Gallinula chloropus) merupakan jenis burung dari suku rallidae, sama seperti tikusan dan kareo, burung ini sering dijumpai di habitat lahan basah seperti persawahan tergenang, pinggir bendungan, danau. Mandar Batu tersebar luas di seluruh dunia, kecuali Australia. Sementara di Indonesia umum dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi dan Nusa Tenggara.Untuk di daerah Bali, burung Mandar Batu dikenal sebagai penetap dan umum dijumpai sepanjang tahun di Danau Buyan, Danau Tamblingan, Danau Beratan, Danau Batur dan Sungai Tukad Unda. Foto di atas penulis ambil dari koloni burung Mandar Batu di Danau Batur, Kintamani, Bali.

Status Perlindungan 

Saat ini Mandar Batu/Common Moorhen (Gallinula chloropus) berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 7 Tahun 1999 demikian juga menurut Peraturan Menteri LHK Nomor P.106 tahun 2018 belum termasuk dalam satwa liar dilindungi. Demikian juga menurut badan konservsi dunia (IUCN), hanya memasukkan Mandar Batu dalam kategori Least Concern (LC).

Post a Comment for "Burung Mandar, Pemakan Segala di Habitat Perairan"