Kepudang Kuduk-hitam (Lampung) |
Kepudang Kuduk-hitam oleh masyarakat Bali disebut dengan burung “cilalongan”. Burung ini relatif mudah dikenali diantara ratusan jenis burung lainnya di hutan, berukuran sedang yaitu 26 cm, serta dilihat dari warna bulu dan suaranya. Kepudang Kuduk-hitam atau Black-naped oriole ini memiliki nama latin Oriolus chinensis, mudah dikenali dari warna kuning dan hitam pada tubuhnya. Juga adanya strip hitam yang melewati mata dan tengkuknya.
Kepudang Kuduk-hitam sebenarnya susah untuk dibedakan antara jantan dan betina, namun beberapa sumber mengatakan bahwa membedakannya cukup dari warnanya saja, burung jantan berwarna kuning terang keemasan, sementara betina memiliki warna bulu lebih buram dengan punggung berwarna zaitun. Prilaku sosialnya adalah hidup berpasangan, menyukai tajuk pohon paling tinggi. Namun sewaktu-waktu ia turun ke cabang bawah untuk mencari makanan baik berupa buah atau serangga.
Banyak cerita dibalik keelokan burung Kepudang Kuduk-hitam ini. Dalam filosofi masyarakat Jawa, kepudang merupakan perlambang keselarasan, keindahan budi pekerti, dan kekompakan. Warna kuning keemasan melambangkan kejayaan dan kemakmuran. Karakteristik yang menarik dari burung Kepudang Kuduk-hitam atau beberapa penghobi menyebutnya Kepudang Emas, memilih burung ini sebagai maskot Provinsi Jawa Tengah. Keelokan burung inilah yang menjadi daya tarik para pembesar Jawa dulu untuk memeliharanya.
Bagi masyarakat Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, kepudang digambarkan sebagai gadis nan rupawan. Julukannya “Leros” karena bulunya yang cantik dan suaranya yang khas. Demikian juga dengan masyarakat Sunda, burung Kepudang Kuduk-hitam dipercaya seebagai burung “Tolak Bala”. Mitos yang berkembang di masyarakat yaitu barang siapa yang memelihara burung ini, konon pemiliknya akan dijauhkan dari segala kesialan dan malapetaka.
Bulunya yang indah, bersih dan rapih juga memunculkan mitos yang berhubungan dengan ibu hamil. Mitos yang berkembang mengatakan bahwa ibu hamil yang memakan daging burung ini akan melahirkan anak yang tampan atau cantik. Mitos ini ternyata masih berlangsung hingga sekarang, yaitu dilakukan saat ritual selamatan tujuh bulanan kehamilan.
Suara burung Kepudang Kuduk-hitam sangat khas dan nyaring, suaranya mirip siulan atau seruling, Burung ini juga memiliki kemampuan menirukan suara burung lain. Kondisi ini tentunya menjadi penyebab burung ini menjadi incaran para penghobi, baik untuk dipelihara tau diperjual-belikan. Hal inilah yang menyebabkan populasi burung Kepudang Kuduk-hitam saat ini semakin menurun di alam.
Sebaran Kepudang Kuduk-hitam
Secara global, burung ini tersebar luas hampir di seluruh wilayah Asia tenggara. Sedangkan sebaran di Indonesia meliputi Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Di Bali umum dijumpai pada habitat yang masih memiliki vegetasi bagus, diantaranya kawasan TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan dan Cagar Alam Batukau (Bedugul), Penebel, Gianyar dan Kintamani, bahkan burung ini juga masih dapat dijumpai di taman-taman wilayah perkotaan seperti Sanur dan Nusa Dua.
Habitat Kepudang Kuduk-hitam
Kepudang Kuduk-hitam dapat hidup di daerah dataran tinggi dan dataran rendah, kadang mereka juga dijumpai di daerah dekat pantai dan hutan mangrove. Makanannya berupa buah-buahan seperti cempaka dan beringin, dan makanan serangga berupa belalang, ulat ataupun kepompong.
Status Perlindungan
Meskipum kecantikan, keindahan dan juga banyaknya mitos yang menyertai burung Kepudang Kuduk-hitam/Black-naped Oriole (Oriolus chinensis) yang dapat mengancam kelestarian, sayangnya hingga saat ini, burung Kepudang baik berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 maupun Peraturan Menteri LHK Nomor P.106 tahun 2018 belum masuk dalam daftar satwa liar dilindungi. Demikian juga Badan konservasi dunia/International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) juga hanya memasukkan burung ini dalam kategori Least Concern (LC). Artinya populasi di alam saat ini masih dianggap cukup stabil atau ancaman kepunahannya beresiko rendah.
Post a Comment for "Kepudang Kuduk-hitam, Burung Cantik Penuh Mitos"