Gelatik Jawa, Dulu Dianggap Musuh Sekarang Dirindu

Gelatik Jawa/Java sparrow (Lonchura oryzivora)

Berawal dari informasi perjumpaan  Gelatik Jawa/Javan Sparrow (Lonchura oryzivora) dari Om Oka melalui pesan di grub WA Komunitas Fotografi Satwa Alam Bali (SAB), saya Kembali mencoba untuk ke lokasi untuk mencarinya. Lokasinya cukup jauh dari tempat saya tinggal, kurang lebih 30 km atau sekitar 1 jam perjalanan. Saya tinggal di daerah Jimbaran sementara lokasi Gelatik Jawa ada di Tabanan. Ini adalah penelusuran kedua setelah sehari sebelumnya gagal, tak satu ekorpun Gelatik Jawa saya jumpai.

Berbekal kiriman maps yang dishare, saya mencoba menelusuri petak demi petak sawah yang dimaksud sambil sesekali telpon langsung ke Om Oka untuk meyakinnkan lokasi yang saya tuju sudah sesuai dengan petunjuk. Bahkan ciri vegetasi yang diinformasikan saya coba cocokkan dengan kondisi di lapangan. Secara habitat, lokasi memang cocok untuk tempat hidup Gelatik Jawa. Cukup pakan dan beberapa vegetasi dan tebing yang cocok sebagai tempat bersarang atau berlindung.

Informasi dari beberapa petani yang saya jumpai mengatakan Gelatik Jawa/Javan Sparrow (Lonchura oryzivora) pada pagi dan sore biasa bertengger berkelompok pada pohon pisang dan pohon ketapang di pinggir sungai. Sambil sesekali berteriak dan menggoyang-goyangkan bilah bambu yang diujungnya dipasang lembaran plastik, bapak-bapak petani mengatakan biasanya mereka turun ke sawah untuk memakan bulir-bulir padi. Jumlahnya ratusan, bercampur dengan burung petingan (bondol peking) dan Bondol Jawa.

Kondisi Gelatik Jawa 

Penurunan populasi Gelatik Jawa/Javan Sparrow (Lonchura oryzivora) di alam diduga akibat aktifitas perburuan yang masih tinggi, hal ini karena permintaan pasar masih sangat tinggi. Dalam beberapa kesempatan mengunjungi pasar burung satria dan sanglah di Denpasar, masih banyak pedagang yang memperdagangkannya. Saat itu sekitar tahun 2015 Gelatik Jawa belum berstatus dilindungi. Jumlahnya bisa ratusan dalam satu sangkar. Harganyapun terbilang tinggi yaitu 100 per ekornya. Hampir semua Gelatik yang dijual berasal dari penangkapan di alam, dan faktor inilah penyebab tertinggi penurunan populasi di alam. Perubahan habitat atau alih fungsi lahan dari pertanian menjadi pemukiman diduga juga menjadi faktor penyebab penurunan populasi. Secara alami habitat burung Gelatik Jawa/Javan Sparrow (Lonchura oryzivora) adalah hutan bakau, pesisir pantai, persawahan dan lahan terbuka. Namun demikian, data monitoring perjumpaan Gelatik Jawa di Bali banyak ditemukan pada lokasi-lokasi di luar habitat alaminya yaitu pabrik penggilan padi, Gudang Bulog, Pura dan pemukiman. Artinya Gelatik Jawa/Javan Sparrow (Lonchura oryzivora) memiliki tingkat adaptasi yang baik terhadap perubahan habitat.

Menurut informasi masyarakat, populasi Gelatik Jawa/Javan Sparrow (Lonchura oryzivora) sekitar tahun 1970-an masih sangat tinggi. Ribuan burung sangat mudah dijumpai di persawahan, saat itu Gelatik Jawa/Javan Sparrow (Lonchura oryzivora) dianggap sebagai hama atau musuh petani dan diburu secara besar-besaran. Prilakunya yang terbang bergerombol, mengakibatkan burung ini mudah ditangkap secara massal. Akibat perburuan tersebut, diperkirakan populasi burung ini turun 50% dalam beberapa decade terakhir. Selain dianggap hama, Gelatik Jawa/Javan Sparrow (Lonchura oryzivora) ditangkap karena penampilannya yang cantik.

Gelatik Jawa/Java sparrow (Lonchura oryzivora)

Deskripsi Burung Gelatik Jawa

Gelatik Jawa/Javan Sparrow (Lonchura oryzivora) merupakan salah satu burung berpenampilan cantik, berukuran kecil dengan Panjang lebih kuran 15 cm. Seperti burung-burung se-famili lainnya (Estrildidae) memiliki ciri paruh yang tebal dan pendek untuk memecah makanannya yaitu Manyar, Gereja dan Bondol. Burung Gelatik Jawa/Javan Sparrow (Lonchura oryzivora) dewasa berwarna dominan abu-abu, perut berwarna merah coklat kemerahan, kaki merah muda, dan paruh serta lingkar sekitar mata berwarna merah. Kepala hitam, pipi putih. Burung Gelatik Jawa/Javan Sparrow (Lonchura oryzivora) susah dibedakan antara jantan dan betina (monomorphic). Burung muda berwarna coklat. Gelatik Jawa/Javan Sparrow (Lonchura oryzivora) berbiak atara bulan Februari hingga Agustus. Pada masa berbiak burung ini membangun sarang yang terdiri dari material rumput-rumput kering yang diletakkan pada lobang di pohon atau tebing. Burung ini mempunyai sebaran terbatas yaitu Pulau Jawa, Bali dan Madura, namun belakangan meluas kebeberapa tempat diantaranya karena diintroduksi. Salah satu artikel yang dirilis oleh Mongabay menyebutkan bahwa Gelatik Jawa/Javan Sparrow (Lonchura oryzivora) tersebar luas sampai ke Malaysia, Sri Langka, filipina, Australia, Sulawesi dan Maluku. Secara global, jumlah individu di alam saat ini diperkirakan sekitar 1.000 – 2.499 individu (IUCN).

Status Perlindungan

Burung Gelatik Jawa/Javan Sparrow (Lonchura oryzivora) adalah satwa liar dilindungi Undang-undang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor  7 Tahun 1999 dan Peraturan Menteri LHK Nomor: P.106 tahun 2018. Penetapan staus ini karena populasinya yang semakin langka bahkan dihabitat alaminya sudah sangat sulit ditemukan. IUCN telah menetapkan status Gelatik Jawa masuk kategori genting (Endangered:EN). Semoga burung ini tetap lestari di Alam. SAB-fath-2022.

2 comments for "Gelatik Jawa, Dulu Dianggap Musuh Sekarang Dirindu"

  1. Dulu th. 1980-an, disela-sela atap genreng rumah sering bersarang...ibu sy yg jg suka burung, pernah rawat 5 ekor piyik hingga dewasa tp sayang krn lengah...waktu itu habis dimangsa kucing liar...
    Skrg sdh tdk bisa ditemulan lagi...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sayang sekali, sekarang susah sekali burung ini untuk ditemukan, beruntung bbrp bulan lalu saya dan kawan menemukan dlm kelompok besar..

      Delete