Benteng Oranje, Saksi Sejarah Penjajahan Portugis di Ternate

Benteng Oranje - Ternate
Kota Ternate paling tidak menurut saya memiliki banyak peninggalan bangunan berupa benteng bersejarah, salah satunya yaitu Benteng Oranje. Benteng Oranje berdiri kokoh di Jalan DR. Hasan Boesoiri, Kelurahan Gamalama, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate, Maluku Utara. Benteng ini dibangun pada saat penjajahan Portugis, ratusan tahun lalu, tepatnya pada tahun 1607 oleh Cornelis Matclief de Jonge. Bangsa Eropa  datang untuk menguasai rempah-rempah yang terkenal memiliki kualitas baik di kawasan timur nusantara.Tujuannya jelas, untuk mempertahankan daerah kekuasaannya.

Pada masa itu, Benteng Oranje dihuni oleh mayarakat Melayu sehingga sering juga disebut Benteng Melayu atau Malayo. Namun pada masa penjajahan Belanda, dibawah pimpinan Gubernur Jendral VOC Pieter Both, Laurenz Real, Herarld Reyist dan J.C Coum Benteng Oraje sempat dijadikan sebagai pusat pemerintahan tertinggi Hindia Belanda.

Bangunan di komplek dalam Benteng Oranje
Pada Tahun 2015, Benteng Oranje dipugar oleh Pemerintah Kota Ternate. Sehingga terlihat seperti sekarang, terawat dan instagrameble. Rumput yang hijau dengan hiasan lampu gaya kuno membuat benteng ini layak dijadikan tempat berswafoto. Sesuai namanya benteng ini dan bangunan sekitar banyak dihiasi ornamen berwarna orange.

Menuju Benteng Oranje tak terlalu sulit. Pasalnya, benteng yang pernah menjadi tempat pengasingan Sultan Badarudin II dari Palembang itu ada di tengah kota. Di sana kita juga bisa melihat bangunan bekas kediaman gubernur Belanda. Namun bangunan itu kini sudah menjadi Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Ternate.


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benteng Oranje, Saksi Sejarah di Kota Ternate...", https://travel.kompas.com/read/2015/04/16/085411027/Benteng.Oranje.Saksi.Sejarah.di.Kota.Ternate..
Penulis : Kontributor Ternate, Fatimah Yamin
TERNATE, KOMPAS.com - Benteng Oranje di Kota Ternate saat ini sudah sangat berbeda dengan kondisi beberapa waktu lalu. Benteng bersejarah ini dulunya tampak tak terurus dengan banyaknya pedagang kaki lima (PKL) di pelataran depan benteng. Kini, kondisi itu sudah ditata oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate, Maluku Utara (Malut). Di pelataran depan benteng dibangun taman yang baru rampung pengerjaannya pada Maret 2015 lalu. Taman yang dilengkapi dengan air mancur, lampu hias, serta papan nama benteng berukuran besar berwarna jingga, tentu menambah daya tarik kawasan itu. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Ternate, Anas Conoras, Rabu (15/4/2015) kemarin mengatakan, penataan dan revitalisasi Benteng Oranje tidak lain bertujuan untuk menarik wisatawan lokal, maupun mancanegara berkunjung ke Ternate. “Ternate sebagai kota historis yang dikelilingi benteng-­benteng bersejarah menjadikan penataan dan rivitalisasi Benteng Oranje sebagai skala prioritas program Pemkot Ternate untuk mengembangkan dunia pariwisata,” ujar Anas. Penataan dan revitalisasi Benteng Oranje akan dilakukan secara bertahap, mulai kawasan bagian luar benteng, hingga ke dalam benteng. Untuk bagian luar benteng, kata Anas, Pemkot Ternate juga berencana melanjutkan pembangunan taman di bagian depan selatan benteng pada akhir April 2015 ini. “Taman di bagian utara baru saja diresmikan, tinggal bagian selatan pekerjaan tamannya dimulai akhir April ini,” kata Anas. Dalam revitalisasi ini, kata Anas, tidak ada bentuk fisik bangunan benteng yang diubah, semuanya akan dipertahankan keasliannya. Beberapa bangunan di dalam benteng akan ditata kembali untuk dipergunakan sesuai dengan kebutuhan pariwisata. “Seperti bangunan yang pernah digunakan sebagai rumah sakit polri akan ditata kembali, kemudian gedung eks gubernur jenderal dimanfaatkan sebagai museum rempah­-rempah. Selain itu, ada ruang untuk pentas seni, plaza serta di bagian belakang benteng akan dibangun taman,” ujar Anas. Anas menambahkan, penataan dan revitalisasi tidak hanya dilakukan di Benteng Oranje, tapi juga benteng­-benteng lainnya, di antaranya, Benteng Kalamata, Benteng Toloco, Benteng Kota Janji, Benteng Kastela, serta Benteng Kotanaka. “Semua situs sejarah akan ditata kembali dalam rangka menarik daya tarik wisatawan ke Ternate, tapi yang sekarang ini pemerintah fokus yaitu Benteng Oranje, karena benteng tersebut merupakan bukti sejarah kedatangan Bangsa Portugis, Spanyol serta Belanda ke Ternate,” ujar dia. Anggaran penataan dan revitalisasi benteng, kata Anas semuanya bersumber dari APBN melalui Kementerian Pekerjaan Umum serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebelumnya juga, Pemkot Ternate telah merelokasi warga yakni dari anggota TNI/Polri yang selama ini berdiam di dalam Benteng Oranje.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benteng Oranje, Saksi Sejarah di Kota Ternate...", https://travel.kompas.com/read/2015/04/16/085411027/Benteng.Oranje.Saksi.Sejarah.di.Kota.Ternate..
Penulis : Kontributor Ternate, Fatimah Yamin
TERNATE, KOMPAS.com - Benteng Oranje di Kota Ternate saat ini sudah sangat berbeda dengan kondisi beberapa waktu lalu. Benteng bersejarah ini dulunya tampak tak terurus dengan banyaknya pedagang kaki lima (PKL) di pelataran depan benteng. Kini, kondisi itu sudah ditata oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate, Maluku Utara (Malut). Di pelataran depan benteng dibangun taman yang baru rampung pengerjaannya pada Maret 2015 lalu. Taman yang dilengkapi dengan air mancur, lampu hias, serta papan nama benteng berukuran besar berwarna jingga, tentu menambah daya tarik kawasan itu. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Ternate, Anas Conoras, Rabu (15/4/2015) kemarin mengatakan, penataan dan revitalisasi Benteng Oranje tidak lain bertujuan untuk menarik wisatawan lokal, maupun mancanegara berkunjung ke Ternate. “Ternate sebagai kota historis yang dikelilingi benteng-­benteng bersejarah menjadikan penataan dan rivitalisasi Benteng Oranje sebagai skala prioritas program Pemkot Ternate untuk mengembangkan dunia pariwisata,” ujar Anas. Penataan dan revitalisasi Benteng Oranje akan dilakukan secara bertahap, mulai kawasan bagian luar benteng, hingga ke dalam benteng. Untuk bagian luar benteng, kata Anas, Pemkot Ternate juga berencana melanjutkan pembangunan taman di bagian depan selatan benteng pada akhir April 2015 ini. “Taman di bagian utara baru saja diresmikan, tinggal bagian selatan pekerjaan tamannya dimulai akhir April ini,” kata Anas. Dalam revitalisasi ini, kata Anas, tidak ada bentuk fisik bangunan benteng yang diubah, semuanya akan dipertahankan keasliannya. Beberapa bangunan di dalam benteng akan ditata kembali untuk dipergunakan sesuai dengan kebutuhan pariwisata. “Seperti bangunan yang pernah digunakan sebagai rumah sakit polri akan ditata kembali, kemudian gedung eks gubernur jenderal dimanfaatkan sebagai museum rempah­-rempah. Selain itu, ada ruang untuk pentas seni, plaza serta di bagian belakang benteng akan dibangun taman,” ujar Anas. Anas menambahkan, penataan dan revitalisasi tidak hanya dilakukan di Benteng Oranje, tapi juga benteng­-benteng lainnya, di antaranya, Benteng Kalamata, Benteng Toloco, Benteng Kota Janji, Benteng Kastela, serta Benteng Kotanaka. “Semua situs sejarah akan ditata kembali dalam rangka menarik daya tarik wisatawan ke Ternate, tapi yang sekarang ini pemerintah fokus yaitu Benteng Oranje, karena benteng tersebut merupakan bukti sejarah kedatangan Bangsa Portugis, Spanyol serta Belanda ke Ternate,” ujar dia. Anggaran penataan dan revitalisasi benteng, kata Anas semuanya bersumber dari APBN melalui Kementerian Pekerjaan Umum serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebelumnya juga, Pemkot Ternate telah merelokasi warga yakni dari anggota TNI/Polri yang selama ini berdiam di dalam Benteng Oranje.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benteng Oranje, Saksi Sejarah di Kota Ternate...", https://travel.kompas.com/read/2015/04/16/085411027/Benteng.Oranje.Saksi.Sejarah.di.Kota.Ternate..
Penulis : Kontributor Ternate, Fatimah Yamin

Post a Comment for "Benteng Oranje, Saksi Sejarah Penjajahan Portugis di Ternate"