![]() |
Tukik Tikus/ Rufous piculet |
Pelatuk ialah burung dari ordo Piciformes. Di seluruh dunia terdapat 218 spesies. Tapi tahukah, ada spesies burung pelatuk yang posturnya paling kecil di dunia, dan itu ada di Indonesia. Namanya burung tukik tikus. Panjang tubuhnya hanya 8 – 9 cm. Penampilannya agak berbeda dari jenis pelatuk lainnya. Meski begitu, suara kicauannya tidak jauh berbeda, bahkan cukup nyaring.
Sebaran
Tukik tikus atau rufous
piculet (Sasia abnormis) merupakan spesies dari keluarga Picidae. Burung
yang juga disebut caladi tikus ini memiliki wilayah persebaran cukup luas
mulai dari Brunei, Malaysia, Myanmar, Thailand, dan Indonesia (Jawa, Sumatera,
dan Kalimantan). Di Sumatera, burung pelatuk mungil ini bisa
ditemukan di TN Way Kambas. Tukik tikus merupakan burung yang umum ditemukan di
hutan-hutan dataran rendah dan menengah dari hutan primer dan sekunder hingga
ketinggian 1300 meter.
Deskrisi Singkat
Bagian punggungnya didominasi
warna hijau zaitun yang tegas. Adapun bagian bawah, mulai dari dada hingga
perut, berwarna jingga. Pangkal ekor berwarna kemerahan.
Pada dahi burung jantan
terdapat warna kuning emas, dan itulah yang membedakannya dari burung betina.
Paruh atas hitam, sedangkan paruh bawah kuning. Burung remaja memiliki
warna bulu hijau-zaitun yang kusam, dengan tubuh bagian bawah abu-abu.
Burung tukik tikus hanya
memiliki tiga jari kaki yaitu dua menghadap ke depan, dan satu menghadap
ke belakang.
Terdapat dua subspesies / ras
burung tukik tikus , yaitu Sasia abnormis abnormis yang
tersebar di Myanmar, Thailand, Jawa, Sumatera (termasuk Pulau Belitung), dan
Kalim antan, dan Sasia abnormis magnirostris yang hanya dijumpai di
Pulau Nias.
Prilaku atau kebiasaan
Mereka sering ditemukan
sendirian atau berpasangan di rimbunan pohon bambu atau semak-semak, juga di
batang pohon mati, untuk mencari makanan berupa serangga seperti laba-laba,
kumbang-kumbang kecil, telur semut (kroto) dan larva semut yang terdapat
pada batang pohon mati.
Pada musim kawin itulah burung
jantan sering menampilkan lagu-lagunya melalui patukan paruhnya pada batang
bambu atau rotan.
Musim kawin biasanya terjadi
pada April, Mei, dan Juni. Saat akan berkembangbiak, pasangan burung saling
membantu membat sarang kecil di batang pohon mati atau batang bambu dengan
ketinggian sekitar tiga meter dari permukaan tanah. Burung betina bertelur
sebanyak 2 – 3 butir telur yang akan dierami kedua induk secara bergantian
sampai menetas.
Tukik tikus memiliki suara
kicauan yang tak kalah bagusnya dari burung pelatuk lainnya. Dalam dunia kicau
mania, burung ini kerap dijadikan masteran bagi burung kicau lainnya. Kondisi
inilah yang mengkawatirkan kelestarian spesies ini di alam.
Status perlindungan
Burung Tukik tikus masuk dalam daftar merah Lembaga Konservasi Internasional IUCN
dengan status “Least Concern /LC" (risiko rendah) dan belum masuk dalam
daftar satwa liar dilindungi.
Post a Comment for "Pelatuk terkecil di dunia, ditemukan di TN Way Kambas"