Burung Paok Panca Warna, Pemalu Yang Tak Lagi Punya Malu

Burung Paok Pancawarna

Burung Paok Panca Warna atau Javan Banded Pitta, menurut MacKinnon, dkk adalah burung yang bersifat pemalu. Susah ditemukan meskipun suaranya sering terdengar. Itu dulu, sekarang dengan penerapan teknik sederhana, Burung Paok Panca Warna mudah untuk ditemukan dan diabadikan. Beberapa pegiat bird photography banyak yang membagikan betapa mudahnya mengabadikan burung ini dalam bentuk video ataupun foto. Saking dekatnya untuk mendapatkan foto full frame cukup dengan menggunaan kamera handphone. Dalam unggahan videonya, terlihat burung Paok Panca Warna berjalan dan berlompatan disekitar pengamat. Sama sekali tidak “malu” dengan kehadiran manusia. Tapi ini berlaku untuk beberapa spot pengamatan, tidak berlaku untuk semua lokasi pengamatan di Indonesia. TN Bali Barat dan Malang adalah contoh lokasi yang mudah untuk melakukan pengamatan Burung Paok Panca Warna.

Deskripsi

Burung Paok Panca Warna (ras jawa/bali) yang memiliki nama latin Hydrornis guajanus adalah burung dari keluarga Pittidae, mudah dikenali dari pola warna bulunya. Merupakan burung dengan ukuran sedang (22 cm) tubuhnya sekilas berwarna keemasan dengan garis-garis melintang pada bagian dada. Sesuai namanya, burung ini mempunyai kombinasi lima warna yaitu, hitam, kuning, biru, merah dan coklat. Pada bagian kepala terdapat warna hitam dengan alis lebar kuning mencolok yang begitu khas (jantan). Bagian punggung dan juga sayap berwarna coklat dan terdapat garis putih pada sayap. Ekor berwarna biru, pangkal ekor merah sementara dagu berwarna terang. Burung jantan memiliki 5 kombinasi warna, dicirikan dengan bagian atas kepala hitam dan ada warna biru seperti kalung pada bagian dada. Burung betina secara keseluruan berwarna lebih suram dan semakin merah, bagian atas kepala berwarna coklat, alis agak suram dan tidak ada warna biru pada bagian dada. Bagian iris coklat, paruh serta kaki berwarna hitam.

Habitat Burung Paok Panca Warna

Burung ini lebih sering dijumpai di lantai hutan, menyukai hutan primer dan hutan sekunder tertutup hingga ketinggian 1500 mdpl. Sebagai penghuni lantai hutan, Burung Paok Panca Warna menyukai makanan berupa serangga seperti semut, cacing, rayap, siput dan beberapa jenis hewan tanah lainnya. 

Sarang dan tempat tidurnya adalah vegetasi rendah dengan ketinggian antara 1 – 3 meter di atas tanah. Sarangnya unik dan mudah untuk dikenali. Berbentuk bola dengan rongga pada cabang vegetasi pada semak, dengan ketinggian sekitar satu meter diatas dari permukaan tanah.

Menurut beberapa sumber, telur burung paok panca warna berwarna keputih-putihan, jumlah antara 3 sampai dengan 5 butir. Berkembangbiak pada saat bulan Januari hingga bulan Maret, dan juga bulan September sampai dengan bulan Oktober. Menurut MacKinnon, suaranya berupa siulan “pa-oh” dan “parr”.

Sebaran Burung Paok Panca Warna

Secara global, burung paok panca warna tersebar di semenanjung Malaysia dan Sunda Besar. Sementara secara lokal dapat dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali pada ketinggian 500 – 1500 mpdl. Burung Paok Panca Warna awalnya dikenal penghobi burung sebagai menjadi burung ocehan serta master burung ocehan lainnya seperti burung murai batu, anis merah dan lainnya. Sampai saat ini, burung paok panca warna tetap digemari dan dicari oleh para pecinta burung kicauan. Populasinya semakin menurun, sayangnya burung ini tetap marak diperjual belikan di pasar tradisional maupun melalui aplikasi jual-beli online. Harga jualnya terbilang tinggi yaitu sekitar Rp. 275 ribu per ekor.

Status Perlindungan

Burung Paok Pancawarna berdasarkan Peraturan Menteri LHK Nomor P.106 Tahun 2018 dibedakan menjadi tiga spesies yaitu Paok Pancawarna-jawa/Javan Banded Pitta (Hydrornis guajanus), Paok Pancawarna-sumatera/Malay Banded Pitta (Hydrornis irena) dan Paok Pancawarna-kalimantan/Bornean Banded Pitta (Hydrornis schwaneri), ketiganya masuk kateegori satwa dilindungi. Meskipun IUCN memasukkannya dalam kategori Least Concern (LC), namun IUCN memberikan keterangan bahwa populasi ketiga spesies ini menunjukkan penurunan.

Post a Comment for "Burung Paok Panca Warna, Pemalu Yang Tak Lagi Punya Malu"