Lagoon ITDC Nusa Dua, Habitat Burung Air di Bali

Cangak merah/Purple Heron (Ardea purpurea)

Lagoon ITDC Nusa Dua adalah unit pengelolaan air limbah (IPAL) di kawasan pariwisata Nusa Dua. Semua limbah cair dari kawasan pariwisata Nusa Dua dialirkan menuju Lagoon. Proses pengolahannya cukup rumit, untuk mendapat informasi yang lebih lengkap kalian bisa baca di halaman websitenya. Yang saya tahu, lokasi ini memanfaatkan kawasan Tahura Ngurah Rai seluas 20 Ha, pemanfaatannya dilakukan melalui perjanjian kerjasama (PKS) antara PT. Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dengan Tahura Ngurah Rai. Tahun ini yaitu tepatnya 7 Januari 2022 perjanjian Kerjasama tersebut diperpanjang untuk 10 tahun kedepan. Tujuan dari Kerjasama dimaksud yaitu pemanfaatan kawasan Tahura sebagai sustainable utilities center dan sebagai upaya meningkatkan efektifitas pengelolaan Tahura untuk kepentingan strategis lainnya. Dengan ditandatanganinya PKS tersebut, artinya pengamatan dan aktifitas fotografi burung di Lagoon ITDC Nusa Dua masih bisa berlanjut. 

Bagi para penggemar fotografi burung/ Bird Photography dan pengamat burung yang ada di Bali lokasi ini sangat tidak asing. Kami menyebutnya spot manula. Alasannya lokasi ini adalah habitat dari berbagai jenis burung air. Prilaku burung di Lagoon juga mendukung bagi kegiatan fotografi atau sekedar pengamatan. Tidak takut dengan manusia, mungkin karena kebutuhan pakannya terpenuhi dan tiap hari selalu ada aktifitas manusia di lokasi tersebut. Membersihkan kolam, pengcekan kondisi kolam, penebaran bibit ikan dan kegiatan lainnya.

Terhadap aktifitas pengamatan burung (Birdwatching/birding), pengelola Lagoon sangat mendukung, bahkan dulu sempat ada menara yang khusus diperuntukkan bagi kegiatan pengamatan burung. Sayang fasilitas tersebut sudah rusak, namun demikian kegiatan pengamatan dan fotografi burung masing cukup menyenangkan dilakukan. Data yang terpublikasi, Lagoon ITDC Nusa Dua dihuni kurang lebih 77 spesies burung, baik burung penetap maupun jenis migran. Spesies yang umun dijumpai yaitu Cangak besar/Great egret (Egretta alba), Cangak merah/Purple Heron (Ardea purpurea), Kowak-malam Abu/Black-crowned Night-heron (Nycticorax nycticorax), Pecuk-padi hitam/Little Black Cormorant (Phalacrocorax sulcirostris), Pecuk-padi Belang/Little Pied Cormorant (Phalacrocorax melanoleucos), Raja-udang biru/Small Blue Kingfisher (Alcedo coerulescens), Trinil pantai/Common Sandpiper (Tringa hypoleucos) dll. Untuk jenis raptor yang sering dijumpai yaitu jenis raptor pemakan ikan, yaitu Elang Bondol/Brahminy Kite (Haliastur indus), Elang-laut Perut-putih/White-bellied Fish-eagle (Haliaeetus leucogaster) dan Elang Tiram/Osprey (Pandion haliaetus). Elang Tiram tidak umum menetap di Jawa dsan Bali, mereka adalah spesies raptor pengunjung pada musim dingin (migran).

Kalau tujuan kita adalah untuk pengamatan burung dan fotografi burung, petugas Lagoon akan menyambut kita dengan ramah, cukup dengan mengisi buku tamu kita sudah bebas menjelajahi sudut lagoon, tanpa bayar tiket masuk, gratis. Tapi tau diri ya, jangan buang sampah sembarangan.
Lain halnya dengan aktifitas memancing, manajemen ITDC dan petugas pasti melarang untuk kegiatan itu. Pasalnya ikan yang ditebar di kolam pengelolaan limbah tujuannya adalah sebagai indikator biologis, air yang diolah sudah sesuai standar yang ditentukan atau belum. Stanrdar air yang ditetapkan bukan untuk air baku konsumsi, tapi untuk irigasi, penyiraman taman salah satunya. Kalaupun misal memancing dibolehkan, tentu ada resiko yang harus kita tanggung, sehatkah atau layakkah ikan dari hasil memancing itu untuk dikonsumsi. Belum ada peneliti yang melakukan studi atas kelayakan ikan yang ditebar di Lagoon ITDC Nusa Dua untuk dikonsumsi.

Sebagaimana dilansir dari laman pressrelease.Kontan.co.id, bahwa Lagoon digunakan untuk kegiatan pengolahan air (IPAL) Kawasan pariwisata Nusa Dua, konservasi sumber daya alam dan pelestarian ekosistem mangrove serta pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Sementara sustainable utilities center merupakan sentra utilitas di lagoon yang meliputi education center/multimedia termasuk menara pantau dan mangrove trail (jalur/jalan ke area mangrove). Lagoon dan sustainable utilities center memiliki fungsi sebagai pendukung operasional Kawasan Pariwisata Nusa Dua, yang kedepannya diharapkan dapat menjadi Kawasan Zero Waste yang ramah lingkungan serta dapat menjadi fasilitas pembelajaran/edukasi terkait pelestarian ekosistem mangrove dan berbagai spesies burung yang ada di lagoon ITDC.

Kesepakatan sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kerjasama yang ditandatangani oleh para pihak, tentunya perlindungan dan pengamanan kawasan hutan Tahura Ngurah Rai, Pemulihan ekosistem, Pendidikan lingkungan serta pemberdayaan masyarakat sekitar menjadi kewajiban yang harus dilakukan bersama.

Menurut penelitian Andini dan Arida (2019) mengatakan bahwa dari proses pengolan air limbah ini, dihasilkan air daur ulang dengan klasifikasi sebagai air irigasi, yang dimanfaatkan untuk penyiraman taman hotel, lapangan golf dan seluruh area taman di kawasan pariwisata Nusa Dua. Pengolahan limbah yang sudah dilakukan selama ini dapat dikatakan cukup efektif karena mampu mengolah limbah 4000-7000 m3/hari dan digunakan sebagai air irigasi sebanyak 1000-2000 m3/hari sedangkan kapasitas Kelola Lagoon ITDC Nusa Du aini mencapai 10.000 m3/hari.


Post a Comment for "Lagoon ITDC Nusa Dua, Habitat Burung Air di Bali"