Elang-laut Perut-putih Berbiak di TWA Danau Buyan dan Danau Tamblingan

Elang-laut Perut-putih/White-bellied Sea-eagle

Elang-laut Perut-putih/White-bellied Sea-eagle (Haliaeetus leucogaster) berbiak di TWA Danau Buyan dan Danau Tamblingan. Sebenarnya ini adalah kejadian lama, yaitu Juni tahun 2020. Saya tak ingin momen tersebut hilang begitu saja tanpa arsip yang bisa dirujuk atau setidaknya untuk dibaca ulang dimasa mendatang. Saat itu ada niat untuk menulisnya dalam bentuk makalah, namun niat itu memudar dengan semakin bertambahnya volume perintah dari pimpinan yang juga tak kunjung habis. Hari ini niatan itu tumbuh lagi walaupun kelas levelnya jauh turun, hanya dalam catatan blog, yang dilihat dari sisi akademis tidak memiliki  nilai scientific. Tidak masalah ini sekedar catatan.

Elang-laut Perut-putih/White-bellied Sea-eagle (Haliaeetus leucogaster) putih merupakan salah satu jenis burung pemangsa yang sering dijumpai di kawasan TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan. Kondisi hutan yang masih baik dengan tipe habitat hutan primer dengan keanekaragaman tumbuhan yang tinggi dan didominasi dengan vegetasi pepohonan tinggi. Hal tersebut sangat dimungkinkan tersedianya satwa mangsa sehingga burung pemangsa sering mengunjungi kawasan tersebut untuk berburu, bertengger dan mengawasi mangsa. MacKinnon (1998) berpendapat bahwa kebiasaan burung pemangsa sering mengunjungi tepian hutan atau perbatasan daerah terbuka untuk berburu mangsa.

Pohon yang dipilih di TWA Danau Buyan dan Danau Tamblingan untuk membangun sarang oleh Elang-laut Perut-putih yaitu jenis beringin (Ficus.sp). Lokasinya berada di tipe hutan sekunder bekas kebakaran sekitar tahun 2002. Pohon yang dipilih merupakan pohon yang emergent dan mencuat diantara pohon lainnya serta mempunyai pandangan terbuka sehingga memudahkan pasangan Elang untuk keluar masuk sarang. Hal ini mungkin sedikit berbeda dengan hasil penelitian Dennis et al (2011) yang menyatakan bahwa Elang-laut Perut-putih biasanya membangun sarang pada tebing, celah batu karang dan pohon di daerah pesisir dengan ketinggian 6 meter.

Ficus yang dipilih untuk membangun sarang memiliki tipe percabangan sympodial yang memiliki banyak cabang. Kondisi pohon masih sehat, batang utuh tidak gerowong dan percabangan hampir seluruhnya masih sehat dan kuat. Meskipun memiliki banyak percabangan namun tajuk tidak terlalu rimbun dan cenderung terang, sehingga obyek yang berada di dalam tajuk masih dapat dilihat dari kejauhan. Hal ini memungkinkan elang tetap dapat melakukan pengawasan lingkungan sekitar dari kemungkinan serangan predator lain.
Pohon yang dipilih mempunyai tinggi sekitar 50 meter dari tanah. Sarang diletakkan pada cabang kedua dengan ketinggian sekitar 35 meter dari permukaan tanah. Material sarang terdiri dari tumpukan ranting-ranting pohon setebal kurang lebih 50 cm dengan kedalaman cawan sarang sekitar 25 cm.

Tajuk pohon berbentuk payung. Jika dilihat dari strata tajuk, cabang yang dipilih bukan cabang utama namun cabang sekunder dengan posisi agak horizontal dengan cabang vertikal sebagai penopang sisi samping sarang. Cabang sekitar sarang berukuran sedang, sesuai dengan ukuran cengkraman kaki ketika bertengger. Percabangan tersebut sangat diperlukan bagi elang, karena sebelum menuju sarang atau keluar sarang, induk biasanya bertengger terlebih dahulu sebelum terbang atau masuk sarang. Strata tajuk yang digunakan bersarang berada pada strata ke-3 atau paling atas.

Elang-laut Perut-putih/White-bellied Sea-eagle
Deskripsi Elang-laut Perut-putih/ White-bellied Sea-eagle

Burung dewasa memiliki ciri khas yaitu serba putih mulai dari bagian kepala, dada, sayap bawah. Ekor pendek dengan ujung membaji, terlihat pada saat terbang. Panjang tubuh betina lebih besar mencapai 90 cm dengan rentang sayap yang bisa mencapai 2,2 m dan berat 4,5 kg. Sedangkan untuk elang jantan kurang lebih sekitar 70–85 cm, rentang sayap 178 sampai dengan 218 cm dengan berat tubuh 1,8 sampai dengan 2,9 kg. Elang remaja atau yang lebih dikenal dengan juvenil mempunyai bulu berwarna coklat. Beberapa sumber mengatakan warna coklat akan berganti putih setelah burung berusia sekitar lima atau enam tahun.

Sebaran Elang-laut Perut-putih/White-bellied Sea-eagle

Elang Laut dapat ditemukan di seluruh daerah di Indonesia. Mengunjungi daerah perairan seperti pesisir, sungai, rawa-rawa dan danau sampai ketinggian 3000 m. Seperti halnya di Indonesia, sebaran di dunia sangat luas meliputi India, Asia Tenggara, Filipina, Indonesia dan tersebar luas di Australia.

Status Perlindungan

Elang-laut Perut-putih/ White-bellied Sea-eagle (Haliaeetus leucogaster) adalah satwa liar dilindungi Undang-undang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor  7 Tahun 1999 dan Peraturan Menteri LHK Nomor: P.106 tahun 2018. Penetapan staus satwa ini karena di Indonesia populasi yang semakin langka di alam. Berbeda dengan IUCN, badan konservasi dunia tersebut menetapkan status Elang-laut Perut-putih masuk kategori Least Concern (LC) artinya resiko rendah atau tidak mengkhawatirkan. Elang-laut Perut-putih kondisinya masih dianggap aman karena populasi mereka secara global tersebar luas dan tidak sedang berada dalam keadaan bahaya.

Post a Comment for "Elang-laut Perut-putih Berbiak di TWA Danau Buyan dan Danau Tamblingan"