Beluk-watu Jawa, Burung Hantu Yang Aktif di Siang Hari

Beluk-watu Jawa/ Javan Owlet
Beluk-watu Jawa, pegiat pengamatan burung mengenal burung ini dengan nama Asian barred Owl, atau tak sedikit juga yang menyebutnya Javan Owlet. Burung ini sangat popular bagi pengamat burung dan pegiat bird photography, karena untuk menjumpainya saja sangat sulit apalagi mengabadikannya dalam bentuk video atau foto. Sebaran terbatas, Beluk-watu Jawa adalah jenis langka dan merupakan burung endemik atau hanya bisa dijumpai di Jawa dan Bali.

Burung dengan nama latin (Glaucidium castanopterum) secara fisik burung ini unik. Beberapa keunikan lainnya yaitu, matanya bulat mengahadap kedepan, bentuk paruh bengkok, mempunyai bulu yang membentuk lingkaran wajah, kemampuan memutar meher yang sangat elastis, dan memiliki ekor pendek namun memiliki ukuran sayap panjang. Beberapa spesies rentang sayap tiga kali lipat dari panjang tubuhnya.

Deskripsi Beluk-watu Jawa

Beluk-watu Jawa merupakan spesies burung hantu berukuran mungil. Burung dewasa  memiliki tubuh sepanjang kurang lebih 24 cm. Warna bulu dominan merah bata dan putih dengan motif garis-garis. Matanya berwarna cokelat kekuningan, paruhnya berwarna hijau dengan ujung berwarna kuning, sementara kakinya berwarna hijau. Kepala bulat, diatas kepalanya tidak terlihat bulu yang membentuk daun telinga seperti pada celepuk pada umumnya.  

Keunikan dan Ancaman Beluk-watu Jawa

Beluk-watu Jawa atau burung hantu secara umum, selama ini oleh masyarakat jawa sering dikaitkan dengan unsur mistis atau kematian. Namun justru karena keunikan dan kelangkaann inilah yang membuat jenis burung hantu termasuk hewan yang populer untuk dijadikan peliharaan. Akhir-akhir ini populasi burung ini terus mengalami penurunan karena aktifitas alih fungsi lahan dan perburuan. Hal ini didukung dengan harga jualnya yang cukup tinggi. Beberapa pedagang burung baik yang secara offline di pasar-pasar maupun yang ditawarkan secara online, harga jualnya tembus di angka Rp. 50 - 375 ribu per ekor.

Beberapa hal yang mendorong burung ini menjadi incaran penghobi dan harganya tinggi, adalah sebagai berikut:

  1. Unik, burung hantu Beluk-watu Jawa dibilang unik karena langka, penuh mistis, bentuknya yang berbeda dengan burung lainnya.
  2. Beberapa penghobi beralasan bahwa salah satu kelebihan burung hantu adalah mereka dapat dilatih untuk membasmi hama. Kemampuannya menangkap mangsa, didukung oleh penglihatan dan pendengarannya yang tajam, beberapa kelompok tani memanfaatkannya sebagai pembasmi tikus di areal persawahan.
  3. Burung hantu sejatinya adalah satwa  liar, bukan hewan peliharaan. Keberadaannya di alam sangat dibutuhkan yaitu sebagai penyeimbang pupulasi satwa mangsa dibawahnya. Namun demikian banyak dijumpai burung hantu menjadi salah satu satwa peliharaan untuk tujuan prestise atau kebanggaan. 

Bahkan setelah dilakukan penjinakkan, beberapa public figure menjadikannya semacam property dalam setiap penampilannya.  Hal ini tentunya bukan merupakan edukasi positif terhadap pelestarian satwa liar bagi generasi penerus di Indonesia.

Habitat Beluk-watu Jawa

Habitat Beluk-watu Jawa adalah pada hutan dataran rendah yang tersisa di Jawa dan Bali. Namun mereka juga sering terlihat menghuni pekarangan di pedesaan, hutan primer, dan hutan sekunder. Seperti pada umumnya spesies burung hantu, Beluk-watu Jawa adalah jenis nokturnal, aktif di malam hari, tetapi terkadang aktif juga di siang hari.

Di Bali, burung ini umum dijumpai di kawasan TWA Danau Buyan dan Danau Tamblingan, Cagar Alam Batukau dan kawasan hutan lindung disekitarnya. Perjumpaan dengan burung ini umumnya melalui suara, sangat sulit mencari keberadaan fisiknya, kecuali ada pergerakan pindah tenggeran. Suaranya mirip burung Takur Tohtor, “trrkk trrkk trrkk” berulang-ulang, namun yang membedakan adalah volume suara burung ini makin lama makin meningkat.

Status Perlindungan

Berdasarkan Peraturan Menteri LHK Nomor P.106 tahun 2018, Beluk-watu Jawa/Javan Owlet (Glaucidium castanopterum) bukan merupakan satwa liar yang dilindungi. Menurut data Red List IUCN, populasi burung ini berada pada status "Resiko Rendah (LC)", sementara status perdagangan internasional (CITES) masuk dalam kategori Appendix II, artinya kegiatan perdagangan internasional diatur dengan pengawasan ketat, diantaranya melalui sistem kuota.


Post a Comment for "Beluk-watu Jawa, Burung Hantu Yang Aktif di Siang Hari "